21 September 2010

Kesederhanaan

untuk kaum muda dengan idealisme
Kemarin kompol Arafat Enanie, seorang penyidik polisi dalam kasus suap pajak Gayus Tambunan divonis 5 tahun penjara dan pastinya akan dipecat dari dinas kepolisian. Kompol Arafat tinggal di Sawangan, daerah pinggiran Jakarta dengan keluarga kecilnya. Jika dilihat dari pangkat dan usianya kompol Arafat termasuk lulusan SMA tahun 1995, atau kira-kira 5 tahun di atas saya. Teman-teman SMA satu angkatan dengannya adalah mahasiswa yang berjuang di tahun 1998 untuk reformasi di Indonesia.
Arafat dinyatakan bersalah karena menerima Harley Davidson dan uang untuk pembelian rumah baru di Telaga Golf Sawangan. Ketika ditawarkan motor Harley tersebut, Arafat berkata, "kalau dikasih ya saya mau".  

Gaji pokok seorang anggota polisi dengan pangkat kompol adalah sekitar 2 juta rupiah, dengan tunjangan lain-lain dalam sebulan kira-kira take home pay-nya adalah 5-8 juta rupiah, dengan gaji sebesar itu seorang suami dapat memiliki sebuah rumah dan kendaraan sederhana (dengan menyicil tentunya).
Seorang Arafat dengan usia awal 30an yang bekerja sebagai polisi, tentu penghasilannya berbeda dengan seorang manager Exxon di Indonesia atau manager Amdocs dengan usia yang sama, malah perbedaannya bisa sampai 4 kali lipat. Tidak heran jika kemudian seorang polisi berpangkat kompol berkeinginan untuk bergaya hidup seperti manager Exxon kawan SMAnya dulu.
Kuncinya adalah kesederhanaan, jangan mengukur diri dengan orang lain. Jalani hidup dengan sebaik-baiknya, Achievement bukan hanya soal materi. Dengan sederhana bukan berarti kita akan terhina di dunia apalagi di akhirat.
Semoga puluhan tahun lagi, saya dapat mengenang tulisan ini dengan senyum bangga dan bukan dengan senyum malu.

No comments: