13 October 2009

Sisi Lain dari Outliers: Tentang Jam Terbang, Kebudayaan dan Kesempatan


Tahun 2008 Malcolm Gladwell menerbitkan buku barunya yang bercerita tentang kesuksesan, buku tersebut diberi judul Outliers, atau terjemahan bebasnya adalah berbeda dari rata-rata. Penulis membuat contoh tentang berbagai Outliers yang ternyata menyimpan rahasia yang sederhana, tidak complicated dan berbeda dari kisah sukses yang lain.

Di awal buku ini Gladwell bercerita tentang sebuah desa bernama Roseta di Amerika Serikat, desa ini memiliki penduduk yang merupakan imigran dari Italia. Keunikan dari desa ini adalah penduduknya sangat sehat dengan angka kematian dan sakit kronis yang sangat rendah. Penyebabnya ternyata sangat sederhana, yaitu di Roseta orang tinggal dalam keluarga besar di sebuah rumah yang besar dan saling bertegur sapa dengan tetangganya dengan baik. Memang terbukti silaturahmi itu memanjangkan usia dan rumah yang luas menentramkan hati.

Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

Kisah berikutnya adalah tentang jam terbang, contoh kasusnya adalah Bill Gates, Bill Joy dan The Beatles. Bill Gates bisa seperti saat ini bukan karena satu hal saja, dia sampai ke titik puncak orang terkaya di dunia melalui serangkaian peristiwa, booming personal komputer di 80an, saat Bill Gates tidak terlalu muda untuk memulai usahanya sendiri dan tidak terlalu tua untuk mencoba hal baru. Bersekolah di SMP orang kaya yang mempunyai lab komputer sendiri di tahun 60an, dimana hanya ada 3 Universitas saat itu yang punya Time-Sharing computer. Bil Gates memulai keahliannya di bidang komputer saat masih SMP dan telah menghabiskan lebih dari 10 ribu jam untuk bisa ahli dalam bidang program komputer.

Bill Joy adalah penulis kode awal untuk sistem operasi UNIX dan salah satu pendiri SUN Microsystems. Bill Joy memulai keahliannya di bidang komputer saat masih kuliah semester satu di tahun 60an, saat Universitas Michigan baru saja menjadi salah satu dari 3 universitas yang mempunyai Time-Sharing Computer. Selain itu Bill Joy juga menemukan cara supaya dia bisa menggunakan komputer itu secara gratis selama 24 jam dengan cheat code. Pada tahun dimana PC booming Bill Joy sudah menyelesaikan10 ribu jam latihannya.

The Beatles kesempatan untuk bermain sejak SMP dan hidup di zaman setelah berakhirnya perang dunia kedua, zaman dimana orang butuh hiburan. Kebutuhan yang mengantarkan The Beatles untuk pergi ke Jerman dan bermain sampai 8 jam tiap malamnya. Di Jerman itulah mereka menyelesaikan 10 ribu jam latihannya dan memperoleh kesempatan saat perang telah usai.

Berikutnya adalah cerita tentang pengacara di New York yang sebagian besar adalah orang Yahudi. Setelah perang dunia kedua, pengacara di Amerika didominasi oleh orang kulit putih ras Nordik, untuk bisa bekerja di kantor hukum besar anda harus sekolah di fakultas hukum terkenal, berasal dari latar belakang ras yang tepat dan pergi ke gereja yang tepat. Pengacara Yahudi yang tidak dapat masuk ke Kantor Hukum terkenal tersebut lalu membuat kantor hukum sendiri yang menangani kasus yang ditolak kantor hukum besar. Kasus-kasus itu sebagian besar tentang perebutan perusahaan dan perceraian. Ternyata kemudian, kasus perebutan perusahaan menjadi booming, begitu juga dengan perceraian selebriti dan perebutan harta setelah bercerai. Kantor hukum yang dipegang oleh pengacara Yahudi tadipun akhirnya menjadi jauh terkenal dari kantor hukum yang lain, karena mereka memiliki pengalaman menyelesaikan kasus-kasus seperti itu.


Seseorang mengambil tali-talinya lalu pergi ke bukit dan memikul setumpuk kayu di atas punggungnya lantas menjualnya sehingga dengan demikian Allah mencukupkan baginya [rezeki] yang dibutuhkan (untuk hidupnya) itu adalah lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang-orang lain baik mereka memberikan maupun tidak. (Hadits riwayat Al-Bukhari)


Selanjutnya tentang bagaimana bertani penduduk Cina Selatan mengajari mereka tentang kerja keras. Penduduk cina selatan adalah petani padi yang mendedikasikan seluruh waktunya untuk meningkatkan produksi padi, mereka mampu menhabiskan 15 jam dalam sehari hanya mengurusi padi. Hal ini jauh berbeda dengan Suku di Afrika yang hanya bekerja 1 jam sehari untuk mengumpulkan kacang-kacangan tanpa perlu menanamnya. Budaya kerja keras ini ternyata sampai ke anak cucu mereka yang walau sudah tidak bertani tetapi masih memiliki etos kerja tinggi.

Kisah ditutup dengan bagaimana program KIPP (Knowledge Is Power Program) di New York telah mengubah banyak anak miskin menjadi lebih baik dari sisi pendidikan dari orang tua mereka. Siswa kelas 5 masuk ke sekolah jam 7 pagi dan pulang jam 5 sore, lalu mereka diberikan PR yang bisa selesai minimal jam 9 malam. Selama liburan musim panas mereka masuk setengah hari dan hari sabtu mereka masih harus masuk sekolah.


Umar bin Al-Khaththab r.a. pernah mengatakan, "[Kuharap] jangan ada di antara kalian orang yang berpangku tangan lalu berdoa: 'Ya Allah berikanlah rezeki'. Sebab kalian tahu bahwa langit tidak menurunkan emas dan perak."

09 October 2009

Keniscayaan Waktu

Waktu akan mengungkap segalanya
Munas ke 8 Partai Golkar baru saja selesai di Pekanbaru, ketua umum Partai sudah terpilih, Bapak Aburizal Bakrie, 62 tahun, ayah dari 2 putra dan 1 putri, anak dari pengusaha nasional Achmad Bakrie, lulusan Elektro ITB, aktif di HIPMI dan ICMI. Ical adalah seorang aktifis pada masanya, sangat bersemangat tentang wirausaha setelah kuliah dan aktif dengan organisasi Islam modern.

Sekjen baru Partai Golkar adalah M. Idrus Marham, Lulusan Antropologi UI, 48 tahun, putra seorang Kiai dan Mantan Ketua Badan Kontak Remaja Masjid se-Indonesia. Seorang mantan ketua KNPI yang berasal dari latar organisasi Islam. Melihat perjalanan Partai Golkar dari awal berdirinya sampai saat ini adalah perjalanan waktu dan organisasi di Indonesia. Didirikan oleh Soeharto yang seorang Jenderal, diwariskan kepada beberapa mantan Jenderal, pernah dipimpin beberapa Birokrat yang anak Jenderal. Sampai akhirnya sejak era Akbar Tanjung, HMI telah mengambil-alih Partai Golkar.

Seorang mahasiswa Indonesia di Harvard mengajukan pertanyaan menarik pada sesi tanya jawab di Kennedy School of Government di Universitas Harvard pada Oktober ini. Dia mengajukan pertanyaan bagaimana kondisi politik dan hubungannya dengan agama dan ras di Indonesia, dia menggunakan contoh kasus almamaternya sendiri di ITB. Dia pernah gagal dalam pemilihan Ketua Senat karena seorang warga keturunan Tionghoa dan bukan muslim. Apakah organisasi dan politik Indonesia seperti itu? SBY hanya menjawab diplomatis bahwa Indonesia menuju arah dimana semua orang sama dan memiliki peluang yang sama.

Menurut saya, politik sendiri adalah perjalanan waktu, mengapa Partai golkar yang telah lama menjadi organisasi mantan militer sekarang tidak menyertakan mantan Jenderal dalam kepengurusannya. Kemenangan ical di Munas Partai Golkar adalah upaya dan kerja keras jaringan Ical di Golkar. Bila ketekunan rekan-rekan di HMI yang notabene adalah anak-anak muda dengan semangat, cita-cita dan kesabaran. Maka, keberhasilan rekan-rekan lain dengan latar belakang yang berbeda pasti akan menuai hasilnya. Asalkan terpenuhi syarat tadi, cita-cita dan kesabaran.

Selain dinamika organisasi, kesabaran dan citia-cita juga akan berpengaruh pada diri seseorang. Kenyataan ini jugalah yang akan terungkap oleh waktu itu sendiri, seseorang yang terlihat baik dan sholeh, pada akhirnya akan terlihat hasilnya setelah 10-20 tahun lagi. Apakah kebaikan dan kesholehannya akan terjaga sampai waktu itu, apakah cita-cita dan kesabarannya cukup baik seperti terlihat saat ini?

Time will tell