21 September 2021

Resensi Buku: Think and Trade Lika a Champion by Mark Minervini

Introduction:

  1. Memilih tokoh panutan, membuat roadmap, menerima kekalahan sebagai pelajaran, membuat rencana bekerja, belajar dari hasil dan membuat penyesuaian
  2. Champion membuat goal dan hidup setiap hari dengan fokus ke goal tersebut
  3. Mulai belajar seperti panutan dalam goal tersebut, kisah murid Mark yang sampai meniru gaya cukur Mark
  4. Jam terbang menentukan, bagaimana seorang pemain biola pro 10000 jam latihan, sementara yang biasa 4000 jam latihan (2 tahun dengan 8 jam hari kerja)
  5. Berlatih dan belajar dari hasil latihan tersebut
  6. Quitting is not an option


1-Always Go With a Plan

  1. Elemen kunci dari trading plan:
    1. Mekanisme Entry dan Trigger
    2. Bagaimana menghadapi resiko apabila arah berubah
    3. Bagaimana mengunci profit
    4. Bagaimana posisi alokasi porsi 
  2. Contingency Plan
    1. Initial Stop loss
    2. Reentry criteria
    3. Selling at Profit : Selling on strength / Selling on weakness
    4. Disaster plan
  3. Cari follow-through buying, volume meningkat beberapa hari untuk melihat proses akumulasi
  4. Keep tennis ball and sell eggs, tennis ball akan bertahan setelah pullback dan bangkit lebih kencang
  5. Karakter Winning Stock:
    1. Follow through price action after breakout
    2. Lebih banyak up days dibanding down days
    3. Tennis ball, mantul setelah pullback
    4. Strong volume on up days than down days
    5. Lebih banyak good closes dibanding bad closes
  6. Prioritas:
    1. Limit loss : resiko disetup
    2. Protect your line - BEP
    3. Protect your Profit - Trailing stop/Back stop
  7. Entry mechanism:
    1. VCP - volume dan price flatten
    2. Follow through buying - volume increase, sign of institution
    3. Hold Tennis Ball and Sell Eggs - buang yang tidak gerak
    4. Volume big in good days and volume small in bad days
    5. Lebih banyak good days dibanding bad days
  8. Kapan sebaiknya tidak jual extended:
    1. Momentum - 12 up days from 15 days
    2. Volume - meningkat 25% dalam 15 hari
    3. Harga - meningkat 20% dalam 15 hari
  9. Kondisi tidak sesuai rencana setelah breakout
    1. Volume kecil di base dan volume besar di down dari base
    2. 3 atau lebih LL tanpa support
    3. Lebih banyak down days dari up days
    4. lebih banyak bad closes dari good closes
    5. Price cross down 20 SMA
    6. Price cross down 50 SMA dengan vol besar
    7. Membalik dari keuntungan yang besar
  10. Reversal recovery
    1. Jangan langsung dijual kalo pullback, tunggu beberapa hari bahkan minggu (10 hari)
    2. Lihat apakah 20SMA nya dicross atau tidak


2-Risk First

  1. Tentukan initial stop loss sebelum masuk, risk first
  2. Jangan berubah dari trader ke investor dengan membiarkan loss
  3. Untuk menentukan level loss, harus berdasarkan data kinerja sebelumnya
  4. Hindari stock yang melompat tinggi dan menjatuhkan
  5. Stop loss optimal adalah posisi dimana menyisakan ruang untuk fluktuasi ketika pullback
  6. Kendalikan yang bisa dikendalikan:
    1. Kapan membeli
    2. Apa yang dibeli
    3. Berapa banyak yang dibeli
    4. Kapan menjual
  7. Ikuti rencana trading nya, jangan diabaikan
  8. Sebagai spekuliasi, resiko gagal tidak dihilangkan, tapi dikelola sejauh mana gagal nya


3-Jangan Menetapkan Resiko lebih besar dari Ekspektasi Keuntungan

  1. PWT (Percentage of Winning Trades), persentase keberhasilan trading
  2. Keuntungan maksimal Batting Average
    1. 40% bat : 20%:10%
    2. 50% bat : 48%:24%
  3. Apa yang harus dilakukan jika batting average di bawah 40%
    1. Kurangi Stop loss: dari 10% ke 5%
    2. Jangan pakai margin
    3. Kurangi target profit dari 20% ke 10%
    4. Kurangi porsi capital untuk trading
    5. Setelah batting average membaik, naikan porsi
  4. Expectancy = PWT (percentage of winning trades)*AG (average gain) / PLT (percentage of losing trades)*AL (average loss)
  5. TBA, Theoretical Based Assumption adalah suatu asumsi trading plan berdasarkan asumsi profit dan gain yang akan diterima, hal ini kurang realistis karena tidak mempertimbangkan human emotion
  6. RBA, result based assumption adalah asumsi berdasarkan historical closed trade, berapa gain rataan dan berapa resiko yang bisa ditoleransi
  7. Buat SL berjenjang, sebagai contoh dibagi menjadi 1/3 dari rataan loss, 5% rataan maka 3%, 5% dan 8%.
  8. Menaikan SL ketika saham bergerak, jika sudah naik dari 3:1 dari SL, naikan ke posisi BEP. Jika naik lagi, sell on strength sebagian - maintain capital di BEP
  9. Masuk berjenjang dengan resiko yang sama, yaitu masuk pembelian ke 2 atau top up dengan menaikan resiko dengan nilai yang sama dari pembelian pertama
  10. The reason most investors fail to sell and cut their loss short is because they fear that after they sell the stock might go back up and they will be wrong twice. It’s driven by the fear of regret, which stems from pure ego!


4-Know the Truth about your Trading

  1. By keeping track of your results, you will gain insight into yourself and your trading that no book, seminar, indicator, or system could ever tell you
  2. What gets measured gets managed
  3. The first step to success in the stock market is to get your head out of the sand, and that starts with post-analysis of your results,lakukan analisa setelah action trading supaya bisa jujur bagaimana performa dari strategi tersebut
  4. Jujur dalam melakukan post-analysis, catat dengan jujur berapa persen gain dan berapa persen loss
  5. Catat dalam jurnal trading, 3 hal penting yang perlu didapatkand ari trading jurnal
    1. Berapa average win
    2. Berapa average loss
    3. Berapa persentase win /batting average
  6. Buat jurnal bulanan, dengan isi:
    1. Average wins
    2. Average loss
    3. Win Ratio/Batting Average
    4. Total Trades
    5. Largest Gain
    6. Largest Loss
    7. Average Days Gain
    8. Average Days Loss
  7. Result Based Assumption, dengan catatan jurnal dapat dibuat asumsi berdasarkan hasil nyata sebelumnya.  Sehingga dapat memprediksi untuk dapat berapa persen gain dari modal butuh berapa kali trade dan berapa lama.
  8. Jangan pakai hasil digulung dalam trades, karena hasilnya kurang baik, lebih baik dengan modal yang tetap dan berkali-kali trade


5-Compound Money, Not Mistakes

  1. Jangan melanggar aturan yang sudah dibuat
  2. Walaupun hasilnya baik dari melanggar, tetap akan berakibat buruk untuk jangka panjang
  3. Losers average losers, jangan average down sesuatu yang sudah tidak sesuai trading plan
  4. 50/80 rule - setelah top, 50% akan turun sebesar 80% dan kemungkinan 80% akan turun ke 80%
  5. Jangan cari saham murah dari PE, karena perhitungan melihat potensi masa depan
  6. Apabila story bagus, earning bagus, lihat pergerakan harganya, kalau tidak bagus ada yang salah
  7. If I’m not profitable when I’m 25 percent or 50 percent invested, why would I move up my exposure to 75 percent or 100 percent invested or use margin?
  8. Cari titik entry dengan resiko rendah untuk profit yang cukup, rasio 1:2 dibandingkan rasio 1:1
  9. Potect your Gain, dengan melakukan langkah antisipasi:
    1. Protect myself from a large loss with an initial stop
    2. Protect my principal once the stock moves up
    3. Protect my profit once I’m at a decent gain
  10. Fokus pada trading plan dan hindari noise
  11. Hindari saham yang menunggu pengumuman penting, misalnya earning, lebih baik di luar dan pantau kondisi pergerakan harganya
  12. Jangan paksakan untuk trade dan Kembangkan kemampuan untuk mengamati di luar
  13. Persiapkan selalu dengan melakukan screening entry point


6-How and When to Buy Constructive

  1. Selalui beli di Stage 2, jangan di stage 1 (consolidation) atau stage 3 (top)
  2. Trend Template 
    1. Stock price is above both the 150-day (30-week) and the 200-day (40- week) moving average price lines.
    2. The 150-day moving average is above the 200-day moving average.
    3. The 200-day moving average line is trending up for at least 1-month (preferably 4 to 5 months or longer).
    4. The 50-day (10-week moving average) is above both the 150-day and the 200-day moving averages.
    5. The current stock price is at least 25 percent above its 52-week low. (Many of the best selections will be 100 percent, 300 percent, or more above their 52-week low before they emerge from a healthy consolidation period and mount a large-scale advance).
    6. The current stock price is within at least 25 percent of its 52-week high (the closer to a new high the better).
    7. The relative strength (RS) ranking (as reported in Investor’s Business Daily) is no less than 70, but preferably in the 90s, which will generally be the case with the better selections. (Note: The RS line should not be in a strong downtrend. I like to see the RS line in an uptrend for at least 6 weeks, preferably 13 weeks or more.)
    8. Current price is trading above the 50-day moving average as the stock is coming out of a base.
  3. Keluar dari stage 1 ke stage 2 didukung oleh peningkatan volume
  4. VCP- Volatility Contraction Pattern Range pergerakan yang terus mengecil persentase volatilitasnya 
    1. Per fluktuasi ditandai dengan T, contoh 27 W consol berkurang 8% tiap konsol 27/8 = 3T
    2. A stock that is under accumulation will almost always show VCP characteristics. semakin berkurang volatilitas maka sedang dilakukan akumulasi
  5. Pivot point, titik optimal pembalikan setelah akumulasi
    1. Titik pembalikan dimana volatilitas terendah 
    2. resiko terendah untuk pull back, down ketika volatilitas paling bawah
  6. Volume di kontraksi terakhir mengering dan hampir habis, lebih rendah dari average


7-How and When to Buy Continuation

  1. Constructive benar 15-30%, bahkan sampai dengan 40%
  2. Saham yang mencapai 52W high sudah tidak ada supply, maka arahnya akan ke atas, dibandingkan saham dengan 52W low, sudah pasti banyak supply
  3. Konfirmasi ketika market bull trend
    1. makin banyak yang keluar dari bottom
    2. lebih banyak saham yang mencapaik 52W high daripada 52W low
  4. 3C Pattern (Cup Completion Cheat)
    1. 3-36 bulan trading naik 25-200%
    2. Harga di atas 200SMA
    3. Terbentuk 3-45W dengan rentang 15-20%
    4. Tahapan saham melalui 3C:
      1. Downtrend, intermediate dan terjadi dalam stage 2 berlangsung selama beberapa pekan
      2. Uptrend, saham bangkit dari intermediate downtrend dan akan terhambat supply dan naik 1/3-2/3 dari bottom intermediate bottom
      3. Pause, akan membentuk lembah dengan rentang 5-10%, volume mengering dan membuat shake-out 
      4. Breakout, bangkit dari low dan siap melanjutkan stage 2
  5. Low Cheat
    1. Lebih beresiko dan digunakan pada large cap yang baru di bursa
    2. Dapat juga pada saham IPO dengan catatan 10 hari base
  6. Dream Pattern
    1. Cup and Handle / saucer with platform
    2. Harga di atas 50SMA, 150SMA dan 200 SMA
    3. RS Number tinggi 
    4. Volume mengering
  7. Double Bottom
  8. Power play/High Tight Flag
    1. Penjelasan dibelakangnya adalah rapidnya demand sampai membentuk pola HTF
    2. Demand dapat terjadi karena regulasi ataupun penemuan baru
    3. 3-6 W terbentuknya
    4. Kriteria:
      1. 8 W 100%, explode price action and volume
      2. sideways in tight range < 20% 3-6 W


8-Position Sizing

  1. Resiko dalam setiap trading tidak boleh lebih dari 1,25%-2,5% dari total modal
  2. Sebagai contoh 1 juta modal, trading di 250 ribu atau 25% dari modal, resiko cutloss di 5%, yaitu di 12.500, maka resiko dari trade terhadap modal di 1,25%
  3. Panduan position size:
    1. 1,25%-2,5% dari total modal
    2. max cutloss 10%
    3. Loss rata-rata tidak boleh lebih dari 6%
    4. Jangan trade di posisi > 50% modal
    5. 20-25% modal pada saham terpilih
    6. Tidak lebih dari 10-12 saham
  4. Ideal nya pada 4 saham dengan posisi 20-25%
  5. Aturan 2 untuk 1, jual 2 posisi di saham yang kurang bergerak dan masuk ke posisi saham yang menjanjikan
  6. Jangan terlalu cepat keluar pada saham yang naik cepat pada fase bull market
  7. Jangan terlalu diversifikasi, karena tidak akan melindungi dari loss dan jangan terlalu terkonsentrasi, pilih yang optimal


9-Kapan menjual dan mendapatkan profit

  1. Lihat gambaran besar dari Chart
  2. Perhatikan base ke berapa 
    1. base 1 dan 2 fase awal, berikan ruang
    2. base 3 dan 4 dapat berhasil
    3. base 5 dan 6 rawan gagal, perhatikan dengan seksama di ATH
  3. PE Ekspansi, perhatikan PE sudah berkembang menjadi berapa kali dari awal uptrend,kalau sudah 2x bahkan lebih, siap-siap untuk take profit
  4. Climax top, setelah beberapa bulan uptrend dan saham mulai curam naiknya, siap-siap untuk take profit
  5. SOS, sell on strength : Lihat up days dan down days, 70% up atau lebih, contoh 7 dari 10 hari, saatnya take profit
  6. Warning untuk Take Profit:
    1. New high dari base 5 atau 6
    2. PE dobel atau lebih di fase akhir
    3. 1-3 pekan harga naik 25%-50%
    4. 70% up lebih dari down dari periode 7-15 hari
    5. Lihat spread terbesar dalam 1 hari
    6. Perhatian exhaustion gaps
  7. Reversal dari uptrend
    1. Volume besar reversal
    2. Volume meningkat tanpa perubahan harga besar
    3. Harga turun dengan volume terbesar dari mulai uptrend
  8. Sell on Weakness, pada fase awal tapi terjadi penurunan harga besar, ada masalah fundamental dan segera keluar
  9. Breakeven, ketika MA50 naik dan menyentuh posisi entry atau Break even, gunakan MA50 sebagai Stoploss untuk memaksimalkan profit
  10. Free Roll, ketika saham sudah di posisi 2R atau 3R resiko atau sudah 1:3
    1. Cara terbaik adalah jual setengah di 2R
    2. Naikan SL ke posisi break even dan biarkan profit bergulung


10-8 Kunci superperformance

  1. Make big money ketika benar
    1. Timing
    2. Dont Diversify
    3. Turnover saham (Jual dan ganti posisi)
    4. Peliharan Risk/Reward rasio
  2. Menghindari loss besar ketika salah
    1. Sell on Strength
    2. Trade small sebelum Trade Big
    3. Selalu trading di posisi uptrenh saham
    4. Lindungi posisi dengan Breakeven ketika sudah profit