13 October 2008

Ramadhan Mengajarakan 3 Hal


Ramadhan baru saja usai, namun untuk Ramadhan tidak hanya berlalu sebagai sebuah ritual tahunan tanpa makna. Lebih dari itu Ramadhan mengajarkan kepada kita semua bagaimana menjadi Hamba yang bertakwa. Ramadhan seyogyanya memberikan bekas kepada bulan-bulan berikutnya, hingga akhirnya kita dapat bertemu kembali dengan Ramadhan tahun depan.

Ramadhan mengajarkan kepada kita semua 3 hal yang harus kita evaluasi di bulan Syawal ini:
1. Memperkuat ketakwaan dan menjauhi maksiat.

Khalifah Umar ibn Khattab ra. pernah menulis surat kepada Panglima perang kaum muslimin yang akan menyerbu Persia (Iran saat ini) Saad ibn Abi Waqqash. Isi surat tersebut intinya.

"Selalu bertakwa kepada Allah, jauhi maksiat. Jumlah musuh kaum muslimin lebih banyak dari pasukan muslim. Jika dosa dan kemaksiatan yang dilakukan pasukan muslim sama dengan pasukan musuh, maka kalian akan kalah, karena mereka lebih unggul dari segi jumlah dan senjata. Maka hendaklah kalian lebih takut terhadap kemaksiatan yang kalian lakukan ketimbang jumlah pasukan musuh yang lebih banyak."

2. Hidup Sederhana dan Perbanyak Infaq

Warren Buffet, manusia nomor 1 paling kaya versi Forbes, masih menyetir sendiri mobilnya dari rumah ke kantornya di Omaha.

Pemimpin jamaah terbesar di Mesir, Imam Syahid Hasan Al Banna, suatu ketika pernah dijumpai oleh seorang petugas kereta api di Mesir naik kereta api Ekonomi kelas 3.

Kereta kelas ekonomi kelas tiga berisi para pedagang yang bercampur dengan barang dagangannya serta binatang-binatang ternak, sehingga sangat tidak nyaman. Ketika ditanya, "Mengapa pemimpin jamaah paling besar di Mesir seperti anda naik kereta kelas 3 seperti ini?", Imam Syahid Hasan Al Banna sambil tersenyum dan menjawab, "Karena tidak ada kelas yang lebih rendah dari ini".

3. Haus akan Ilmu

Presiden pertama Amerika Serikat, Jendral George Washington, Diriwayatkan hidup selama 67 tahun dan semasa hidupnya telah membaca 1000 buku dan menulis 40.000 surat.

Shalahuddin al-Ayubbi hafal Quran sebelum ditunjuk sebagai Panglima perang yang akan menyerbu Mesir.

Imam Ali ibn Abi Thalib terkenal dengan perkataannya, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya".

Imam Syafii bukan hanya membaca kitab-kitab Ilmu, tetapi juga menghafalnya. Dalam Islam, seorang ilmuwan bukan saja harus banyak membaca dan menulis, namun juga menghafal.


Wallahu 'alam

1 comment:

Adzan W. Jatmiko said...

sadis!
thx sharingnya bro!
membuat semangat jadi membara