03 October 2008

Dari Ramadhan 1429 H: Merebut Piala Rabbani Paska Ramadhan

Tausyiah ini didapat dari hasil I'tikaf malam 29 di Masjid Baitul Kamal Balai Kota Depok, pemateri adalah DR. Muslih Abdul Karim.

Jika terdapat kesalahan dalam tulisan, harap dimaklumi karena paginya penulis kerja dan malamnya i'tikaf....jadinya suka ketiduran waktu materi :)

Bismillah

Untuk merebut piala rabbani di akhir Ramadhan seorang mukmin diharapkan dapat melaksanakan hal berikut:

1. Memaafkan saudaranya

Dari Rasulullah SAW, beliau bercerita kepada para sahabatnya bahwa ada dua orang muslim yang sedang dipintu neraka dan surga, salah satunya sedang diperiksa amal-amal dan kesalahannya. Muslim A meminta pembalasan karena pernah disakiti oleh muslim B, lalu karena muslim B telah menyakiti muslim A, maka pahala kebaikan muslim B diambil dan dipindahkan ke muslim A.

Namun, ternyata pahala kebaikan muslim B tidak cukup untuk menghapuskan kesalahannya kepada muslim A. Lalu, kesalahan dan dosa-dosa muslim A dipindahkan ke muslim B, karena kesalahan (fitnah, zholim dsb) yang dilakukan muslim B kepada saudaranya muslim A.

Lalu, Allah SWT berkata kepada muslim A, 'Apakah kau lihat rumah yang terbuat dari intan, berlian dan emas di surga sana?'. 'Saya lihat ya Allah, apakah itu milik para Nabi?', tanya muslim A. 'Bukan', jawab Allah SWT. 'Apakah itu milik para Syahid?', tanya muslim A lagi. 'Bukan', jawab Allah SWT. 'Lalu siapa yang dapat memilikinya ya Allah?', tanya muslim A. 'Rumah itu milik mukmin yang bersedia MEMAAFKAN kesalahan saudaranya', seketika itu Muslim A memaafkan saudaranya muslim B.

2. Perbanyak Shadaqah

Kali ini DR. Muslih memberikan contoh seorang pengusaha yang jatuh bangkrut dan datang ke seorang sutadz untuk minta nasihat. Lalu oleh sang ustadz diberikan nasihat agar perbanyak bersedekah, jangan luput sedekah walalu sehari. 'Infaq Shadaqah tidak akan mengurangi harta', demikian nasihat sang ustadz. Si pengusahapun melalui hari-harinya dengan bershadaqah tanpa putus, sampai akhirnya usahanya pulih dan berkembang lebih besar dari sebelum dia bangkrut.

Setelah dua tahun sejak pertemuannya dengan sang Ustadz, pengusaha itu silaturahim ke rumah sang ustadz. Si pengusaha bersyukur dan berterima kasih atas nasihat yang diberikan sang ustadz kepadanya. Namun, karena ustadznya hanya menyampaikan nasihat dan tidak mengamalkannya, makanya sang ustadz lupa akan nasihatnya sendiri :). Lalu si pengusaha mengatakan bahwa Ustadz mengingatkan sang pengusaha untuk Shadaqah setiap hari.

Dan sekarang sang ustadz sudah bisa mengamalkan nasihatnya sendiri dan bershadaqah setiap hari :)

3. Perbaiki Ibadah

Kali ini DR. Muslih mengangkat kisah dari zaman Shalahuddin Al Ayyubi. Ketika akan menyerbu masuk Jerusalem, Shalahuddin Al Ayyubi sangat khawatir dengan kekuatan pasukan muslim yang kalah jumlah dengan pasukan salib. Setiap malam Shalahuddin Al Ayyubi tidak dapat tidur dan berjalan keliling barak pasukan muslimin, beliau melihat prajurit beliau yang tertidur, namun tak sedikit yang aktif dalam tahajud dan berdoa dalam tangis mereka memohon ampunan Rabbnya.

Akhirnya Shalahuddin Al Ayyubi membuat keputusan untuk menyerang, sebelum penyerangan Shalahuddin Al Ayyubi mengumpulkan pasukannya dan membuat pengumuman. Sebagian pasukan muslim dikeluarkan dari daftar pasukan, mereka adalah yang setiap malamnya tidak mengisi malam-malamnya untuk beribadah. Shalahuddin Al Ayyubi mendapat protes dari para jenderalnya, mereka berkata 'Jumlah kita sudah sedikit, namun mengapa anda malah mengurangi pasukan?'.

Shalahuddin Al Ayyubi menjawab, 'Bukan karena jumlah kita yang sedikit dan jumlah musuh yang banyak yang aku takutkan, Saya hanya takut pertolongan Allah tidak turun karena yang sebagian dari pasukan kaum muslimin tersebut (yang tidak mengisi malamnya dengan ibadah)'

No comments: