Bangsa Asia sejak lama sudah terkenal sebagai bangsa petani, hampir seluruh bangsa asia, khusunya asia timur, makanan pokoknya adalah nasi. Dari bangsa jepang dan cina di utara sampai bangsa Indonesia di selatan. Namun, iklim yang ada di asia timur tidaklah sama, bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa di Asia Tenggara diberikan limpahan sinar matahari sepanjang tahun sementara bangsa Jepang dan Cina harus merasakan musim salju yang bergantian dengan musim panas. Musim salju sudah dapat dipastikan tidak dapat dilakukan cocok tanam, khususnya padi yang memerlukan perhatian ekstra.
Sementara bangsa Indonesia dapat merasakan panen 2 kali setahun karena limpahan sinar matahari, bangsa Cina tidak bisa mendapatkan limpahan matahari yang sama. Tetapi sejak dulu, petani cina tetap dapat melakukan panen 2 kali setahun dengan kondisi yang kurang menguntungkan. Petani di Cina menyiasati kekurangan sinar matahari dengan bekerja lebih keras, mereka bangun jam 4 pagi, menyiapkan benih-benih, membersihkan rumput, mempupuk dan mengairi lahan pertaniannya. Petani di Cina baru akan pulang ke rumah pada pukul 7 malam, dengan jam kerja lebih dari 12 jam, dalam setahun petani di Cina dapat menghasilkan panen 2 kali.
Lalu bagimana petani di Indonesia?, ke ladang jam 8 pagi, membersihkan rumput mengawasi ladang, makan siang jam 12, istirahat tidur siang (maklum warisan belanda), dan pulang jam 4 sore.
Petani di Cina selalu mempersiapkan diri menghadapi musim salju, petani yang tidak berhasil panen akan kelaparan pada musim salju. Tragedi kelaparan luar biasa pada zaman Mao ze Dong adalah contoh bagaimana kerasnya musim salju di Cina. Pada musim saljupenduduk desa sampai terpaksa melakukan kanibalisme karena kelaparan. Seorang ayah sampai berkata kepada istrinya agar setelah sang suami meninggal, dagingnya agar dimasak dan diberikan kepada anak-anaknya, agar mereka dapat hidup melewati musim salju.
Apakah bangsa Indonesia harus menunggu sampai Allah menarik kenikmatan luar biasa cuaca khatulistiwa ini agar kita mau bekerja keras? sudah selayaknya kita bersyukur dan mau belajar dari bangsa lain, bahwa bangsa ini mampu untuk menjadi bangsa pekerja keras.
Selamat bekerja keras.
No comments:
Post a Comment