23 March 2009

Dua Mangkuk Berisi Batu dan Pasir

Kisah ini tadinya akan disampaikan ketika acara pengajian pekanan ahad kemarin di rumah. Tetapi karena hujan angin di Depok dan anak-anak nggak dateng, kisah ini saya tulis di blog ini saja.


Alkisah, di sebuah sekolah seorang guru membawa anak-anak muridnya ke lapangan sambil membawa dua buah mangkuk. Pada mangkuk pertama, guru tersebut memasukkan batu-batu besar sampai penuh. Lalu beliau bertanya pada muridnya.

Guru: "Apakah mangkuk ini sudah penuh?"
Murid-murid: "Sudah penuh pak"

Selanjutnya, guru tersebut memasukkan pasir ke dalam mangkuk itu dan pasir itu mengisi celah-celah di antara batu-batu dalam mangkuk. Lalu Sang guru kembali bertanya kepada muridnya.

Guru: "Apakah mangkuk ini sudah penuh?"

Pendapat para murid terpecah antara yang mengatakan tidak dan iya. Sang guru lalu mengisi mangkuk itu dengan air yang mengisi mangkuk tersebut bersama dengan batu dan pasir. Kemudian pak guru membawa mangkuk kedua dan mengisinya dengan pasir. Lalu bertanya pada muridnya.

Guru: "Apakah mangkuk ini dapat diisi dengan batu setelah berisi oleh pasir?"
Murid: "Tidak, Batu tersebut tidak bisa masuk ke dalam mangkuk"

Ketika pikiran kita berisi oleh ide-ide besar maka gagasan-gagasan yan lebih sederhana akan melengkapi ide besar tersebut. Namun, ketika pikiran kita hanya berisi ide-ide kecil dan masalah-masalah remeh, maka ide-ide besar tidak akan masuk dan kita akan disibukkan oleh ide-ide kecil tersebut.



3 comments:

Aldhino Anggorosesar said...

top markotop bahasanya...

Zidni said...

terima kasih pak menteri :)

zidni rachmawati said...

snang bisa ketemu dengan zidni...
namaku zidni juga. saya jadi inget pesan yang pernah disampaikan seorang teman pada muridnya "sebelum pelajaran dimulai kosongkan gelas kalian jangan di isi penuh pasti akan tumpah"^_^