Waktu akan mengungkap segalanya
Munas ke 8 Partai Golkar baru saja selesai di Pekanbaru, ketua umum Partai sudah terpilih, Bapak Aburizal Bakrie, 62 tahun, ayah dari 2 putra dan 1 putri, anak dari pengusaha nasional Achmad Bakrie, lulusan Elektro ITB, aktif di HIPMI dan ICMI. Ical adalah seorang aktifis pada masanya, sangat bersemangat tentang wirausaha setelah kuliah dan aktif dengan organisasi Islam modern.
Sekjen baru Partai Golkar adalah M. Idrus Marham, Lulusan Antropologi UI, 48 tahun, putra seorang Kiai dan Mantan Ketua Badan Kontak Remaja Masjid se-Indonesia. Seorang mantan ketua KNPI yang berasal dari latar organisasi Islam. Melihat perjalanan Partai Golkar dari awal berdirinya sampai saat ini adalah perjalanan waktu dan organisasi di Indonesia. Didirikan oleh Soeharto yang seorang Jenderal, diwariskan kepada beberapa mantan Jenderal, pernah dipimpin beberapa Birokrat yang anak Jenderal. Sampai akhirnya sejak era Akbar Tanjung, HMI telah mengambil-alih Partai Golkar.
Seorang mahasiswa Indonesia di Harvard mengajukan pertanyaan menarik pada sesi tanya jawab di Kennedy School of Government di Universitas Harvard pada Oktober ini. Dia mengajukan pertanyaan bagaimana kondisi politik dan hubungannya dengan agama dan ras di Indonesia, dia menggunakan contoh kasus almamaternya sendiri di ITB. Dia pernah gagal dalam pemilihan Ketua Senat karena seorang warga keturunan Tionghoa dan bukan muslim. Apakah organisasi dan politik Indonesia seperti itu? SBY hanya menjawab diplomatis bahwa Indonesia menuju arah dimana semua orang sama dan memiliki peluang yang sama.
Menurut saya, politik sendiri adalah perjalanan waktu, mengapa Partai golkar yang telah lama menjadi organisasi mantan militer sekarang tidak menyertakan mantan Jenderal dalam kepengurusannya. Kemenangan ical di Munas Partai Golkar adalah upaya dan kerja keras jaringan Ical di Golkar. Bila ketekunan rekan-rekan di HMI yang notabene adalah anak-anak muda dengan semangat, cita-cita dan kesabaran. Maka, keberhasilan rekan-rekan lain dengan latar belakang yang berbeda pasti akan menuai hasilnya. Asalkan terpenuhi syarat tadi, cita-cita dan kesabaran.
Selain dinamika organisasi, kesabaran dan citia-cita juga akan berpengaruh pada diri seseorang. Kenyataan ini jugalah yang akan terungkap oleh waktu itu sendiri, seseorang yang terlihat baik dan sholeh, pada akhirnya akan terlihat hasilnya setelah 10-20 tahun lagi. Apakah kebaikan dan kesholehannya akan terjaga sampai waktu itu, apakah cita-cita dan kesabarannya cukup baik seperti terlihat saat ini?
Time will tell
No comments:
Post a Comment