30 July 2009

Vegetarian lebih baik?

Beberapa hari ini ada bahasan cukup menarik tentang vegetarian, beberapa kawan sudah mempraktekan hal ini dan mereka selalu mengungkapkan bahwa vegetarian bisa membuat kita tidak malas dan lebih bersemangat. Dalam diskusi di radio kemarin, seorang pembicara membuat sebuah analogi dengan hewan-hewan herbivora dan karnivora dalam menjelaskan keunggulan vegetarian.

Lebih lanjut menurut pembicara di radio tersebut, hewan-hewan herbivora terkenal mampu bangun dan beraktifitas sepanjang hari karena hanya memakan tumbuh-tumbuhan. Gajah dan zebra adalah salah satu yang mampu aktif dan beraktifitas sepanjang hari. Sedangkan hewan-hewan karnivora seperti Macan, setelah menyantap makanannya maka akan tidur dan bermalas-malasan sepanjang hari, atau ular yang setelah memakan hewan lain akan tidur selama berminggu-minggu.

Menurut saya pribadi bukan hanya vegetarian yang berpengaruh terhadap aktifitas seseorang, namun juga banyaknya makanan yang dikonsumsi, jika jumlah yang dikonsumsi sesuai dan tidak berlebihan maka otomatis kegiatan dan aktifitas sehari-hari tidak akan terganggu.

Jadi, silakan memperbanyak makan sayuran dan dalam porsi yang tidak berlebihan.

06 July 2009

Penyiksaan Polisi Mesir ke Mahasiswa Indonesia

"Setiap kali pertanyaan saya jawab dihadiahi sentruman satu, dua, tiga. Di paha kiri, perut kiri, puting susu kanan dan kiri. Ketika saya disetrum seperti itu, saking tidak kuatnya saya sempat memanggil, ibu..ibu..," tutur salah satu korban penganiayaan, Fathurrahman, dalam surat elektroniknya kepada detikcom, Sabtu (4/7/2009).

Fathur bercerita, setelah ditahan pada Minggu (28/6/2009) dini hari, pada pagi harinya mereka lantas diinterogasi secara bergilir. Dirinya mendapat jatah satu jam setelah salat Zuhur.

"Dengan mata tertutup saya dibimbing oleh salah satu polisi ke ruang interogasi. Baru masuk ruangan kemaluan saya langsung disetrum," kata Fathur.

Setelah itu baju Fathur lantas dilepas secara paksa dan digunakan untuk menutup matanya, menggantikan kain yang sebelumnya telah ditutupkan ke matanya. Lalu Fathur disuruh melepas celana dan duduk di lantai dalam keadaan telanjang bulat. Kakinya dilonjorkan sedikit dan diikat oleh salah satu polisi.

"Masih dalam kondisi duduk, tangan saya ditarik ke belakang dan diikat dengan celana yang saya pakai, dan saya diperintahkan berbaring dengan tangan terikat," lanjut Fathur.

Setelah itu Fathur ditanya berbagai persoalan, mulai dari Osama bin Laden, Ikhwanul Muslimin, hingga urusan-urusan pribadi menyangkut ibadah dan kuliahnya. Setiap pertanyaan yang dia jawab selalu mendatangkan setruman di berbagai bagian tubuhnya, mulai kemaluan, puting susu, paha, tangan, hingga perut.

"Apakah Anda salat di awal waktu?" tanya sang interogator seperti dituturkan Fathur.

"Kalau saya lagi mood," jawab Fathur. Kontan dia disengat setruman di buah zakarnya.

"Apakah Anda selalu hadir kuliah?" tanya sang interogator lagi.

"Saya kuliah waktu ujian saja," jawab Fathur. Lagi-lagi buah zakarnya menjadi sasaran setruman.

Begitulah, Fathur lantas dihujani berbagai macam pertanyaan yang tak masuk akal. Antara lain dengan siapa dia main bola, kenapa dia tidak main bola dengan orang Mesir, apakah dia punya teman warga Mesir, apakah dia kenal Osama bin Laden, apakah dia anggota Ikhwanul Muslimin, dan lain-lain.

Fathur menjawab dirinya tidak mengenal Osama. Dia juga mengaku bukan anggota Ikhwanul Muslimin. Setiap jawaban, lagi-lagi, selalu mendatangkan setruman.

Setelah penyiksaan itu berlangsung 15-20 menit, Fathur dilepaskan dari ikatan dalam kondisi lemah lunglai dan ketakutan. Lalu polisi membuatkan berita acara pemeriksaan dan mengembalikan Fathur ke tahanan awal setelah dia mengenakan kembali baju dan celananya.

"Masih di ruang tahanan, saya berdoa semoga tidak diintrogasi lagi sambil sedikit menangis merenungi dosa selama ini," kata Fathur.

Sekitar 20 menit kemudian Fathur dipanggil bersama dua orang temannya, Yunus dan Tasri Sugandi. Polisi menulis data pribadi mereka dan menyuruh mereka kembali ke tahanan setelah ditanya 1 hal, yakni apa pengaruh Osama bin Laden di Indonesia.

"Sambil menangis saya menjawab saya tidak kenal dengan Osama bin Laden," kata Fathur.

Dua jam setelah mereka kembali ke tahanan semula, mereka diberi nasi, gulai daging, dan anggur merah manis. Usai azan Isya, lagi-lagi mereka diperintahkan makan, kali ini 'ais (roti gandum), selai, dan keju.

"Beberapa teman yang satu tahanan banyak yang mogok makan, tapi tetap dipaksa polisi dengan alasan biar kuat. Saya sempat terpikir kalau dikasih makan banyak seperti ini besok biar kuat diinterogasi lagi," lanjut Fathur.

Pada pukul 23.00 waktu setempat mereka dipindahkan ke tahanan Hay Sittah. Di sana Fathur bersama 18 orang lainnya dijebloskan ke dalam kamar berukuran 4x3,5 yang berpenerangan lampu 5 watt dan hanya memiliki sebuah lubang udara. Mereka tidak diberi makanan maupun air minum. Selama 2 hari ditahan itu mereka terpaksa membeli makanan sendiri lewat penjaga tahanan.

Setelah 3 hari ditahan akhirnya mereka dibebaskan pada Rabu (1/7/20090) pukul 02.00 WIB. Mereka diberi pesan agar tidak bergaul dengan Ikhwanul Muslimin. Jika tertangkap lagi, mereka akan dideportasi ke negara masing-masing.

dari detik.com

Indonesian Student Tortured by Egyptian Police

Last week, four Indonesian Student in Egypt was arrested by Egyptian Police for Terrorism suspection. The Student was arrested by the Police for opening Ikhwanul Muslimun website www.ikhwanweb.com. Egypt government is long known as America's and Israel close friend, this is shown by the closing of Palestine-Egypt during Israel aggression last year.

Indonesia embassy seems to makes this close to public by asking those student not to tell their story to media in Indonesia and also the embassy is not sue Egyptian police for the case. Despite the democratic problem in Egypt, the response of government, especially the Indonesian Embassy in Egypt is unacceptable. Ambassador Abdurrahman Mohammad Fachir should be proactive in helping those student and makes them safe in the study.

Every family that send their children to study abroad hope that their children will makes a great achievement in their study, not to being beaten by the local government. This responsible should be in the Indonesian Embassy responsibility.

We, as a tax payer, pay the tax to government to receive protection from the government whether in our own country and also abroad.


Another Dilbert Critics: War on Terror

Nice way to market a product,
if you make product related to musics, then make a concert.
if you make product related to study, then make a science competition.
if you make product related to war, then make a war.



~911 should tell us something