27 November 2008

Picasso dan Van Gogh

Picasso dan Van Gogh adalah maetro lukisan dunia, masing-masing dari mereka menghasilkan lukisan berharga jutaan dollar, seperti lukisan diri Van Gogh di bawah ini yang dijual US $90 juta. Sedangkan salah satu lukisan Pablo Picasso terakhir dibeli seharga US $ 80 juta pada tahun 1989.



Kedua pelukis tersebut merupakan maestro pelukis pada zamannya. Namun, ternyata keduanya menjalani kehidupan yang amat berbeda, Pablo Picasso hidup dalam kekayaan dan ketenaran, sementara Van Gogh hidup dalam kemiskinan dan penderitaan.

Van Gogh hidup sebagai seniman yang miskin dan harus menjual murah lukisannya untuk makan, selain itu Van Gogh hidup sendiri dan tidak menikah karena tidak ada wanita yang mau menikah dengan seniman miskin. Bahkan, Van Gogh sampai mengiris kupingnya sendiri untuk menyatakan cintanya kepada seorang wanita dengan harapan si wanita akhirnya kasihan dan mau menikah dengannya, namun yang terjadi si wanita malah ketakutan dan menjauh dari Van Gogh. Van Gogh sendiri tetap menderita sampai akhir hayatnya.

Sementara Pablo Picasso hidup dalam kemewahan, hadir dalam pesta-pesta bangsawan dan menjual lukisannya ke kalangan atas dengan harga mahal. Penjualan karya seni dengan harga mahal inilah yang akhirnya membuat Pablo Picasso hidup mewah dan jauh dari kehidupan seniman seperti Van Gogh.



Lalu apa yang membuat kedua seniman yang memiliki bakat luar biasa tersebut berbeda dalam menjalani kehidupan sebagai seniman. Kemampuan menjual adalah yang membedakan keduanya, Pablo Picasso selalu mengadakan pesta jamuan besar yang dihadiri pejabat, artis dan bangsawan untuk menjual lukisannya, sedangkan Van Gogh menjual lukisannya dengan cara yang biasa.

Pertama, The Market, Pablo Picasso akan mengundang para pejabat dan Bangsawan untuk hadir ke pesta penjualan lukisannya, kepada para bangsawan dan pejabat, Pablo Picasso bilang bahwa banyak artis akan datang ke pestanya, dengan harapan akan bertemu dengan artis maka si pejabat akan hadir. Kepada artis Pablo Picasso bilang bahwa bangsawan dan orang-orang kaya akan hadir, sehingga si artis juga akan datang agar bisa bertemu dengan pejabat dan orang-orang kaya.

Kedua, Endorsement, dalam pesta tersebut setiap orang yang hadir diminta untuk menilai dan memberikan harga pada lukisan Pablo Picasso, karena dalam suasanan pesta dengan orang-orang besar maka pejabat dan artis yang hadir akan memberikan harga yang mahal pada lukisannya.

Source:
Paintings of Picasso and Van Gogh
Marketing Revolution by Tung DW
Setelah semua lukisan diberikan penilaian dan harga, lalu lukisan tersebut dilelang dalam pesta tersebut.

26 November 2008

Jatah Gagal



Jatah Gagal adalah kata lain untuk terus berusaha, setiap orang memiliki jatah gagal, jumlahnya berbeda-beda untuk setiap orang. Ada orang yang memiliki jatah gagal yang sedikit, artinya orang tersebut hanya mengalami sedikit kegagalan untuk akhirnya mencapai kesuksesan.

Namun, ada pula orang yang memiliki jatah gagal yang banyak, sehingga pilihannya antara dua, dia berhenti gagal atau akhirnya dia menjadi sukses setelah jatah gagalnya habis.

Contoh orang yang menjadi sukses setelah menghabiskan jatah gagalnya adalah Thomas Alfa Edison yang ratusan kali gagal sebelum akhirnya sukses membuat bola lampu pertama. Sedangkan contoh orang yang berhenti untuk gagal tak terhitung jumlahnya.

Jadi, mari kita habiskan jatah gagal kita secepatnya, untuk mencapai kesuksesan.

20 November 2008

Ustadz Rahmat Abdullah versi Ust. Ahmad Sarwat

Saya mengenal almarhum Ustadz Rahmat Abdullah tidak sebagaimana umumnya orang kebanyakan mengenal beliau. Saya mengenal beliau bukan hanya sebagai ustadz, tapi juga sebagai teman, kakak, guru dan juga sebagai tetangga satu kampung. Dulu namanya masih kampung, kampung Pedurenan Masjid. Kini nama yang lebih tersohor adalah Kuningan.

Saya ingat sekali dahulu beliau pernah menulis puisi berjudul 'Pedurenan Nan Jelita'. Isinya tentang perasaan miris beliau atas pembangunan pisik yang menggusur perkampungan Islam. Lalu tempat itu berubah jadi hutan beton.

Apa yang beliau khawatirkan di puisinya itu memang sebagiannya menjadi kenyataan. Setidaknya rumah beliau dulu tinggal yang tentunya juga rumah orang tua beliau, kini sudah rata dengan tanah dan sudah jadi gedung bertingkat.

Demikian juga dengan mushalla An-Ni'mah sebagai salah satu mushalla tempat dulu kami mengaji, kini sudah rata dengan tanah dan jadi gedung bertingkat.

Namun madrasah Daarul-Uluum yang disebut-sebut dalam film Sang Murobbi, tempat dimana beliau pernah mengadakan pengajian remaja masjid, masih berdiri tegak. Dan di madrasah Daarul-Uluum itulah kini saya tinggal sejak kami sekeluarga pulang dari Cairo. Waktu itu usia saya masih 2-3 tahun. Ya, pedurenan saat itu adalah sebuah kampung betawi yang lekat dengan nilai-nilai keislaman.

Sekarang saya meneruskan Madrasah Daarul-Uluum yang sudah berdiri dari tahun 1976. Di Madrasah itulah dahulu Ustadz Rahmat Abdullah diangkat menjadi mengajar pengajian tiap malam Senin. Dan di samping madrasah ada masjid, dimana almarhum ayah saya adalah ketua Takmir masjid di depan rumah saya, dan almarhum Ustadz Rahmat adalah ketua remaja masjidnya.

Remaja masjidnya bernama Pemuda Raudhatul Falah, disingkat PARAF. Karena nama masjid di depan rumah saya itu memang bernama Masjid Raudhatul Falah. Masjid Raudhatul Falah dan madrasah Daarul-Uluum, keduanya masih berdiri sampai hari ini. Sesungguhnya di kedua tempat itulah awal mula debut sang Murobbi kita yang satu ini.

Sebagai putera pemilik madrasah dan juga putera Ketua Takmir Masjid, tentu saya kenal Ustadz Rahmat bukan hanya sekilas, tapi memang kami dahulu tiap malam 'nongkrong' bersama.

Yang kami kenal, beliau bukan sekedar sosok ustadz, tetapi juga seorang seniman. Saya pernah main teater dimana beliau jadi penulis naskah sekaligus sutradara. Malam-malam kami latihan teater di lapangan luas, sambil lari-lari memutari lapangan dan latihan vokal.

Saya masih ingat dahulu saya mendapat peran sebagai Abu Mihjan, seorang shahabat yang mati syahid, dalam lakon Darah Para Syuhada. Naskah langsung ditulis oleh beliau, yang pada akhirnya saya ketahui merupakan terjemahan dari naskah asli berbahasa Arab karya Dr. Yusuf Al-Qaradawi.

Usia saya waktu masih belia, masih SMP dan kemudian masuk ke SMA. Pengajian halaqoh yang beliau selenggarakan dimana saya ikut di dalamnya, adalah format pengajian setelah remaja masjid kami dibubarkan oleh pihak pemerintah, karena dianggap merongrong Pancasila dan penguasa. Maklumlah, itu terjadi tahun 80-an, dimana penguasa sangat represif terhadap umat Islam.

Almarhum Ustadz Rahmat menjadi murobbi saya sejak masih SMP, lanjut ke SMA bahkan sampai saya kuliah. Kami mengaji kepada beliau bukan seminggu sekali, tapi tiap malam. Formalnya 3 kali dalam seminggu, yaitu malam Senin, malam rabu khusus bahasa Arab dan hari Ahad pagi khusus para naqib.

Materi 'panah-panah beracun' saya kenal pertama kali dari beliau. Demikian juga buku kecil Al-Ma'tusrat dan tafsir Fi Dzhilalil Quran. Ustadz Rahmat sebenarnya lebih merupakan seorang otodidak, karena bahkan jenjang madrasah 'aliyah pun tidak sempat lulus.

Sebenarnya beliau punya guru yang banyak, bukan hanya satu orang. Beliau adalah santri di perguruan Asy-Syafi'iyah Bali Matraman. Beliau adalah santri kesayangan kiyai Abdullah Syafi'i, ulama betawi kondang yang legendaris itu. Sayang karena masalah finansial, beliau urung diberangkatkan ke Mesir, negeri impian beliau untuk meneruskan menuntut ilmu. Beda nasib dengan senior beliau, Ustadz Bakir Said yang juga santri kesayangan kiyai Abdullah Syafi'i dan berhasil sampai ke Mesir.

Tapi semangat belajar almarhum tidak surut. Beliau banyak membaca, apalagi kemampuan bahasa arab beliau lumayan, banyak buku berbahasa arab yang beliau lahap. Teman-temannya dari Mesir juga rajin mengirimi kitab, termasuk kitab-kitab harakah Ikhwanul Muslimin.

Lepas dari keustadzannya, almarhum saya kenal juga sebagai pemuda yang awalnya dulu juga masih merokok. Kalau tidak salah, rokoknya Marlboro. Wah jadi buka kartu nih. Tapi setelah itu beliau sama sekali meninggalkan rokok, dan melarang murid-muridnya merokok. Tapi tidak semua kami patuh, ada juga yang bandel.

Kalau ustadz tidak ada, beberapa dari kami ada yang dengan santainya merokok. Eh, tiba-tiba ustadz datang, maka rokok-rokok itu dibuang, takut ketahuan. Tapi ada satu teman yang waktu itu tidak sempat membuang rokok, entah kaget entah bingung, rokok masih menyala dimasukkan kantong. kontan dia melompat-lompat kepanasan. Yah, ketahuan juga akhirnya.

Saya mengenal beliau saat beliau masih bujangan. Saat itu saya tahu beliau sedang dalam proses berkenalan dengan salah satu murid beliau yang saya juga kenal langsung. Walau akhirnya beliau tidak jadi menikahinya dan menikahi murid beliau yang lain. Tapi kenangan itu masih jelas dalam ingatan saya. Yang menarik, di hari walimah pun, beliau tetap ceramah berpidato di hadapan hadirin tamu undangan. Hihihi, pengantin kok ceramah. Lucu juga ya.

Oh ya, beliau terkenal kalau ceramah tidak bisa sebentar. Bahasa yang beliau pakai pun juga bahasa langit. Jadi sebenarnya buat kami saat itu, tidak semua yang beliau ceramahkan, bisa kami pahami dengan mudah. Sebagiannya merupakan bahasa perlambang, yang selesai pengajian, kita diskusi lagi membahas apa yang tadi beliau maksudkan. Lucu juga ya, ngaji kok nggak paham.

Yang konyol tapi lucu, kalau beliau Khutbah Jumat. Lamaaaa dan panjaaang. Sebagian jamaah yang tidak kenal beliau kadang suka marah-marah. Sampai akhirnya saat doa dibacakan, mereka pun mengucapkan 'amin' dengan sekeras-kerasnya. Mungkin kesel kali ya, khutbah kok lama banget.

Tapi ya itulah ustadz Rahmat Abdullah. Sosok yang kini jadi legenda. Sepanjang yang saya ketahui, beliau tidak sampai mengaji dalam arti halaqoh dengan ustadz Hilmi. Karena Ustadz Rahmat sudah jadi ustadz kondang saat Ustadz Himi baru pulang dari Saudi Arabia. Dan meski secara formal beliau tidak duduk di bangku kuliah dan juga tidak pernah tinggal di Arab, namun beliau baca buku cukup banyak. Ilmunya luas dan boleh diadu dengan para sarjana dari timur tengah.

Tentu Ustadz Rahmat berinteraksi dengan Ustadz Hilmi dalam kancah harakah Islamiyah. Namun posisinya tidak sebagai murobbi dan mad'u. Sebab boleh dibilang, muridnya ustadz Rahmat lebih banyak dari muridnya Ustadz Hilmi saat awal mulanya. Namun keduanya kemudian aktif dalam kancah tarbiyah, dan membina umat lewat berbagai macam halaqah dan daurah.

Kelebihan Ustadz Rahmat dari semua murobbi lainnya adalah beliau seorang yang menguasai ilmu-ilmu keislaman secara baik, walau lewat jalur pesantren tradisonal. Beliau belajar ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu ushul fiqh, ilmu fiqih dan seterusnya. Sementara para murobbi yang lain cuma bermodal materi panah-panah saja dan semangat 45-nya.

Ketika beliau mulai membina dengan sistem halaqoh, beliau sudah punya murid dimana-mana. Sebaliknya, ustadz-ustadz yang baru pulang dari timur tengah belum punya murid. Lagian, gaya halaqoh di Arab sana sangat beda dengan gaya halaqah di Indonesia.

Di Arab, murabbinya memang para masyaikh, semua anggota halaqah adalah mahasiwa yang melek huruf Arab. Jadi modelnya mereka baca kitab tertentu. Saya tahu gaya itu karena saya pernah diikutkan dengan halaqah khas gaya Arab. Menarik memang dan jauh lebih ilmmiyah.

Sementara para murabbi di negeri kita, tidak bisa bahasa arab dan mereka bukan pembaca buku yang baik. Maka ustadz Hilmi membuat materi panah-panah itu, yang kemudian saya sadari bahwa semua itu adalah materi aqidah dan fiqhuddakwah. Tidak ada materi ulumul Islam seperti Fiqih, Ushul, Tafsir, Hadits dan lainnya.


dari warnaislam.com

Iklan Sindiran Operator

Telkomsel



Hepi

18 November 2008

Resesi Ekonomi Dunia di Indonesia

Resesi ekonomi dunia sudah di depan mata, segera kurangi konsumsi. Hari ini dapat kabar bahwa Bakrie and Brothers kemarin senin mengumumkan sudah default di Recapital Securities dan hari ini broker saya sampai membuat email pemberitahuan ada kesalahan penghitungan transaksi hari senin kemarin.

Bersama surat ini, PT Phillip Securities Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh nasabah POEMS atas kesalahan yang telah terjadi dalam perhitungan fee transaksi pada hari Senin, 17 November 2008.


Semoga di balik ancaman resesi ini Indonesia bisa selamat dan memanfaatkan keadaan, sehingga bangsa ini bisa lebih mandiri dan tidak bergantung pada impor.

Sedih lihat pabrik baja kita hampir bangkrut karena impor baja bisa masuk secara bebas dan mematikan industri dalam negeri.

16 November 2008

Educational Toys

It's always important for encourage children’s mind by stimulating their curiosity. Children’s mind always ready to get any input they could have, either from the environment, friends and parents.

In the environment influences educational toys can really help to stimulate the young brain. Educational toys have different type and price. They will help a child develop thought processes, basic skills and other stuff. Here are some types of educational toys:

Musical toys, this type of toys could helping to develop an early appreciation for music and can often help with such things as pattern recognition. Walking toys, this type of toys can help develop strength and balance. Story telling books, children that see their parents reading will eager to act and learn like their parents. Start to read with board books and let your children familiar with holding books and seeing words.

In the end, educational games and toys are important for kids of all ages. Toys and games that are designed to help improve a child's skills in studying.

13 November 2008

John Lie dan Angkatan Laut

Menyambut Hari Pahlawan 10 November 2008

Buku suntingan Kusniyati Mochtar yang diberi pengantar Ali Alatas (Memoar Pejuang Republika Indonesia seputar ?Zaman Singapura' 1945-1950, Gramedia Pustaka Utama, 1992) mengungkapkan secara panjang lebar peran John Lie dalam menembus blokade Belanda setelah Indonesia merdeka.

John Lie yang lahir di Manado, 9 Maret 1911 adalah mualim pada kapal pelayaran niaga milik Belanda KPM yang kemudian bergabung dengan Angkatan Laut RI. Pada mulanya, ia bertugas di Cilacap dengan pangkat kelasi kelas tiga. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau yang ditanam Jepang untuk menghadapi pasukan sekutu.

Selanjutnya ia ditugasi mengamankan pelayaran kapal yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia untuk diperdagangkan di luar negeri dalam rangka mengisi kas negara yang masih tipis waktu itu. Pada masa awal (1947), ia membawa karet seberat 800 ton untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di Singapura, Utoyo Ramelan.

Sejak itulah ia secara rutin melakukan operasi menembus blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke Singapura untuk dibarter dengan senjata. Kemudian sejata tersebut diserahkan kepada pejabat republik yang ada di Sumatera seperti Bupati Riau sebagai sarana perjuangan melawan tentara Belanda. Untuk keperluan operasi ini John Lie memiliki kapal kecil cepat yang dinamakan The Outlaw.

Pada awal 1950, ketika berada di Bangkok, John Lie dipanggil pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto dan ditugasi sebagai komandan kapal perang Rajawali. Pada 1950 Soumokil memproklamasikan Republik Maluku Selatan (RMS). Upaya damai dilakukan pemerintah dengan mengirim Dr Leimena, tetapi tidak membuahkan hasil.

Pada 1 Mei 1950, dilakukan blokade di perairan Ambon antara lain oleh kapal korvet RI Rajawali yang dipimpin Mayor John Lie. Karena terkepung, pasukan RMS merampas harta benda dan makanan dari penduduk. Maka penduduk mendekati kapal perang ALI dan meminta bantuan.

Kapal RI Rajawali sempat mengungsikan 4.200 penduduk yang ingin pindah karena diintimidasi pasukan RMS. Tahap berikutnya adalah penumpasan pemberontak RMS. Pendaratan pasukan ALRI yang antara lain menggunakan RI Rajawali dilakukan pada 13 dan 21 Juli di tiga tempat, yakni Pulau Buru, Pulau Seram, dan Pulau Piru. John Lie juga memimpin kapal Rawajali dalam melakukan pendaratan di Ambon September 1950.

Pada 28 April 1956, John Lie menikah dengan seorang pendeta Margareth Angkuw di Jakarta. Tampaknya pengabdian kepada negara telah banyak menyita waktu John Lie sehingga ia baru menikah pada usia 45 tahun. Pada masa berikut, ia aktif dalam penumpasan PRRI dan Permesta pada 1958. Dalam penumpasan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia), Letnan Kolonel John Lie memimpin Amphibious TaskForce17 yang terdiri atas 6 kapal perang dan satu batalion KKO.

Kapal- kapal itu membombardir Kota Padang dan kemudian pasukan KKO melakukan pendaratan. Dalam penumpasan Permesta (Perjuangan Semesta) John Lie memimpin Amphibious Task 25 yang terdiri atas 17 kapal perang dan satu batalion KKO. John Lie yang dikenal juga dengan nama Jahya Daniel Dharma tetap berdinas pada Angkatan Laut, terakhir dengan pangkat laksamana muda. Selanjutnya ia bergerak dalam bidang sosial dan keagamaan sampai akhir hayatnya.

Hubungan John Lie dan Proklamator Bung Hatta terlihat dari pertemuan keduanya di Singapura sebelum Bung Hatta menghadiri Konferensi Meja Bundar pada 1949. Selanjutnya hubungan dengan keluarga Bung Hatta tetap erat sampai akhir hayat.

Menjelang 17 Agustus 1988 John Lie mengirimkan karangan bunga atas ulang tahun Bung Hatta (12 Agustus) dan ulang tahun kemerdekaan RI (17 Agustus). Pada 19 Agustus 1988, Rahmi Hatta mengucapkan terima kasih atas perhatian John Lie dan menyampaikan,"Kami sekeluarga juga tak lupa atas jasa-jasa John Lie dalam perjuangan membela Tanah Air kita tercinta dan atas keberanian membela hak kita."

Delapan hari kemudian (27 Agustus 1988) setelah menerima surat dari Rahmi Hatta, John Lie berangkat menembus blokade keduniaan memenuhi panggilan Yang Maha Kuasa. Rest in Peace.



Referensi:
Tulisan Asvi Warman Adam

Sesungguhnya bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya
Terima kasih para pahlawan bangsa.

06 November 2008

Imbas Suspend Bakrie ke Karyawan

Sudah hampir 1 bulan saham beberapa perusahaan grup Bakrie di-suspend otoritas BEI, alasan yang diambil adalah kasus Gadai saham beberapa anak usaha Bakrie oleh induk usahan BNBR. Keputusan yang akhirnya diambil otoritas BEI adalah men-suspend perdagangan saham grup Bakrie sampai persoalan Gadai saham terselesaikan. Sedangkan langkah yang akhirnya diambil oleh grup Bakrie adalah dengan menjual sahamnya di beberapa anak usaha kepada Investor Strategis.

BUMI akhirnya dijual ke Northstar, Bakrieland ke Avenue dan Bakrie Sumatera juga ke Avenue. Walaupun hari ini BUMI tetap di-suspend karena ada permintaan dari pemerintah RI. Entah atas pertimbangan apa, pemerintah masuk dalam wewenang yang selama ini dilakukan oleh Bapepam-LK dan BEI.

Terakhir, dengan adanya kisruh ini apa yang terjadi dengan karyawannya?, sampai saat ini alhamdulillah tidak ada rencana rasionalisasi karyawan di grup Bakrie. Tetapi, ternyata ada imbas lain kepada karyawannya, salah satunya adalah beberapa bank menolak aplikasi kredit yang diajukan oleh karyawan grup Bakrie.

Beberapa waktu yang lalu saya mencoba mengajukan kredit ke Bank Danamon, karena bank ini merupakan bank tempat payroll. Setelah semua syarat dipenuhi dan marketingnya pun menjanjikan bahwa prosesnya sudah beres dan tinggal pencairan, ternyata dapat telepon bahwa pihak Bank Danamon menghentikan sementara semua proses kredit yang berhubungan dengan grup Bakrie.

Kena imbas krisis global nih :(